FEB 05, 2017@12:00 WIB | 104,707 Views
Segala bentuk pengorbanan, baik waktu, tenaga, maupun biaya, yang telah dicurahkan oleh 15 finalis BlackInnovation 2016, berbuah manis. Setelah melalui proses penyaringan dan beberapa kali tahap penjurian, akhirnya tiga inovator terbaik di gelaran BlackInnovation 2016 diumumkan. Ketiga juara di ajang kompetisi ide dan desain terbaik untuk generasi muda Indonesia tersebut adalah, Ignatius Ario Noegroho dengan produknya Ranginas, dr. Ketut Gede Budi lewat produk besutannya Fungiplast, serta Ratu Aghnia Fadilah bersama Rogers dengan produk Internet of Things garapannya, Lemuria Smart Waste Collection.
Dengan prestasi yang berhasil ditorehkan tersebut, ketiga inovator ini masing-masing berhak memperoleh uang tunai sebesar Rp 30 juta. Yang tidak kalah menarik, baik dr. Ketut, Ignatius, serta Ratu dan Rogers, mendapat hadiah tambahan berupa Innovation Journey ke Jepang untuk melihat tempat-tempat inovatif yang menarik untuk dipelajari. Perwakilan BlackXperience.com selaku penyelenggara BlackInnovation 2016, Gege Dhirgantara mengatakan, setidaknya ada tiga elemen penting yang menjadi fokus utama dalam proses penjurian.
Ketiga elemen tersebut masing-masing adalah azas manfaat, dalam artian produk yang disodorkan peserta harus bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Penilaian lainnya adalah, desain yang diadopsi oleh produk garapan finalis harus menarik. Dan yang terakhir adalah kemurnian konsep, dimana ide-ide segar yang disodorkan memang belum pernah ada sebelumnya. Lebih jauh lagi Dhirgantara mengungkapkan, BlackInnovation 2016 sendiri merupakan wadah bagi para inovator muda untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimilikinya. "Dengan begitu, ide-ide fresh tersebut tidak hanya sekadar sebuah pemikiran, tapi sudah diwujudkan dalam bentuk nyata," paparnya
Dhirgantara mengakui, dari ribuan konsep dan ide kreatif yang disodorkan peserta, sumuanya mengagumkan dan masing-masing memiliki daya pikat sendiri. "Saking banyak ide yang dikirimkan membuat juri BlackInnovation 2016 sempat kebingungan untuk memilih mana yang terbaik. Untuk BlackInnovation 2016 sendiri, terbagi dalam dua kategori utama, yakni Product Design dan Internet of Things," tambahnya
Selain tiga besar, dalam acara puncak BlackInnovation 2016 ini juga diumumkan tiga finalis terfavorit hasil voting online pembaca BlackXperience. Ketiga finalis terfavorit tersebut adalah Aulia dan Shah Dehan dengan karyanya Lockey, M. Zainur Rofit dengan produk garapannya HFC, dan Robi Aria Samudra dengan produknya Sekop Baju. Dengan karya mengagumkan mereka, masing-masing berhak mengantongi uang tunai sebesar Rp 10 juta untuk pemenang favorit I, Rp 7,5 juta untuk pemenang favorit II, dan Rp 5 juta untuk pemenang favorit III.
Salah satu pemenang tiga besar, dr. Gede Ketut Budi, mengaku tidak menyangka jika dirinya termasuk salah satu finalis yang berhasil lolos masuk dalam juara di BlackInnovation 2016. "Saya sudah mematenkan produk inovasi saya ini ke Haki, dan kedepannya akan masuk ke taraf produksi. Uang tunai ini sendiri akan saya gunakan untuk melakukan riset tambahan agar produk saya ini, Fungiplast, menjadi lebih sempurna lagi," paparnya.
Gede mengakui, jika saran dan kritik yang dilemparkan para juri dan mentor merupakan motor penggerak yang membuat produknya menjadi jauh lebih baik. Beberapa input yang diberikan antara lain terkait desain produk, kemasan, pembuatan video, riset di personal user, dan sebagainya. "Saya akan terus berinovasi membuat produk-produk lainnya sesuai dengan demand di masyarakat. Secara pribadi, saya akan membuat produk yang masih berkaitan dengan kesehatan," paparnya.
Hal senada juga diungkapkan juara tiga besar BlackInnovation 2016, Ignatius Ario Noegroho dengan produknya Ranginas. Menurut cowok berkacamata ini, dirinya sempat terkejut mendengar hasil pengumuman juara tiga besar BlackInnovation 2016, mengingat persaingannya yang sangat ketat. "Saya akan membuat Ranginas hingga pada tahap produksi, jadi tidak berhenti begitu saja. Saya akan belajar lagi terkait pemasarannya, riset akan saya perdalam lagi untuk penyempurnaan produk, dan sebagainya. Saran dan kritik yang disampaikan sebisa mungkin saya jalankan guna memperoleh produk yang jauh lebih sempurna. Saya terus mengikuti perkembangan BlackInnovation dari tahun ke tahun untuk melihat produk apa saja yang muncul. Saya pribadi sangat mengapresiasi ini, karena bisa menjadi wadah untuk menampung ide-ide cemerlang," akunya.
BlackInnovation 2016 sendiri resmi digelar sejak bulan Agustus tahun lalu. BlackXperience.com selaku penyelanggara BlackInnovation 2016 juga turut menggelar BlackInnovation Roadshow ke berbagai kampus di kota-kota Indonesia, seperti Universitas Mercu Buana - Jakarta, Universitas Diponegoro - Semarang, Universitas Brawijaya - Malang, Institut Kesenian Jakarta - Jakarta, dan Institut Teknologi Nasional - Bandung.
Dari ribuan peserta yang mendaftar, tujuh Juri BlackInnovation 2016 berhasil menyaring 30 semi finalis. Dari 30 semi finalis tersebut, para juri kemudian mengerucutkannya kembali menjadi 15 finalis. Ke-15 finalis tersebut kemudian mendapat mentoring online selama sebulan terkait karya yang digarap. Untuk kategori Product Design, para finalis didampingi oleh Asyraaf Ahmado, Freddy Chrisswantra, dan Mufti Alem. Sedangkan di kategori Internet of Things, dimentoring oleh Irsan Suryadi Saputra dan Monalisa Arcellia.
Melalui mentoring online, ke-15 finalis mendapat masukan terkait pembuatan mock-up dan purwarupa karya masing-masing. Selepas proses mentoring selesai, para finalis kemudian ditantang untuk mempresentasikan hasil karyanya tersebut di hadapan para juri BlackInnovation 2016. Penjurian BlackInnovation 2016 sendiri dilakukan secara independen oleh tujuh juri pengamat dan praktisi inovasi. Ke-7 juri tersebut masing-masing Danny Oei Wirianto (CMO GDP Venture), M. Yukka Herlanda (CEO Bro.Do), Achmad Fadilah (Desainer Produk), Aulia Faqih (CEO & Founder dirakit.com), Svasti Manggalia (Owner Svas Living), Surya Darmadi (COO Qlue), dan Budi Suwarna (Jurnalis Senior). [Teg/TimBX]