NOV 05, 2018@12:33 WIB | 5,977 Views
Mungkin banyak yang tidak menyadari, suksesnya sebuah tayangan atau film tak lepas dari iringan musik yang menyertai sebagai backsound. Jika backsound tak selaras dengan gambar yang ditayangkan, tentu penonton tak akan ikut terhanyut kedalamnya. Inilah yang menjadi tugas seorang music composer.
Kali ini tim BlackXperience bersua dengan salah satu music composer yang sudah malang melintang dalam pembuatan musik untuk scoring film atau tayangan lainnya. Ia adalah Hugo Agoesto.
Bersama Hugo, kami berkesempatan untuk memperoleh insight lebih dalam mengenai peran seorang music composer. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya secara eksklusif hanya di BlackXperience.com.
Passion musik
Mungkin banyak dari Anda yang belum mengenal sosok satu ini. Wajar memang, karena Hugo lebih banyak terlibat dari balik layar. Karya-karyanya yang mungkin tanpa disadari lebih dulu menyapa telinga para pecinta film.
Sebut saja film Danur, My Stupid Boyfriend, dan berbagai series televisi Indonesia menjadi beberapa projek yang telah digarap oleh Hugo.
Sejak lulus SMA, Hugo memang berfokus pada musik yang memang menjadi hobinya. Maka tak heran, ketika melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ia memilih berkuliah di jurusan musik. Sehingga membuat bakatnya semakin terasah.
Perkenalannya dengan composing music bermula kala ia magang di sebuah production house. Disana ia menggarap dalam pembuatan musik dan juga film scoring, hingga akhirnya Hugo merasa tertarik dan memilih menggeluti karir sebagai music composer.
Ketika ditanya mengenai alasan kuat yang membuat Hugo memilih berfokus sebagai music composer adalah, dengan menjadi music composer ia merasa lebih bahagia dan bisa lebih mengekspresikan keinginannya.
“Lebih ke passion gue (memilih sebagai music composer). Gue menemukan sesuatu yang bikin gue lebih happy dengan compose music,” tutur Hugo.
Dalam membuat materi musik, ia menggarap semuanya secara digital. Namun kadang ada beberapa bagian yang Hugo lebih memilih memakai alat musik yang sebenarnya. Alasan menggunakan digital ini adalah lebih cepat dan lebih hemat biaya.
“Kebanyakan composer music sekarang udah menggunakan digital. Karena ngirit waktu dan juga ngirit budget,” jelas Hugo.
Cari Inspirasi
Beragam tantangan dan kendala tentunya dihadapi Hugo kala membuat musik. Salah satunya tentu kesulitan dalam menemukan inspirasi untuk membuat karya yang sesuai dengan yang diinginkan.
“Kesulitannya biasanya soal ide. Misalnya punya ide di bagian sini (part musik), mau ngisi apa sih di bagian sini, kemudian tiba-tiba blank. Seperti itu sih kesulitan yang biasa gue hadapin,” ucap Hugo.
Untuk itu tentunya dibutuhkan pemikiran yang selalu fresh agar ide dapat terus mengalir. Biasanya untuk permasalahan seperti ini, Hugo mencari inspirasi dengan mendengarkan musik dari komposer-komposer favoritnya.
Dari sana biasanya akan mengalir inspirasi-inspirasi musik yang nantinya bisa ia terapkan di projek yang tengah ia garap.
Potensi industri musik
Berkecimpun dan besar di dunia musik, tentu membuat Hugo memiliki segenap harapan untuk kemajuan dunia musik di Indonesia.
Salah satunya adalah Hugo berharap, akan semakin banyak lahir musisi-musisi yang memang menawarkan karya yang berkualitas dan tidak sekedar menjual penampilan luarnya saja.
Selain itu ia juga berharap para musisi di Indonesia bisa lebih dihargai oleh para penikmat karya-karyanya. Sebab menurutnya, dunia musik di Indonesia menjadi salah satu bidang yang begitu potensial untuk menghasilkan bakat dan karya-karya yang luar biasa.
“Semoga makin dihargai musisi Indonesia. Karena Indonesia salah satu negara yang menurut gue cukup potensial di bidang musik. Bahkan bisa dibandingin sama negara-negara besar lain di Asia,” pungkas Hugo. [Hlm/timBX]